1.
METODOLOGI PENELITIAN
a.
ALAT DAN BAHAN
1.
ALAT:
•
Pinset
•
Gunting
•
Pisau bedah
•
Pentul
•
Cutter
•
Kapas
2. BAHAN:
•
Pembius/alkohol
•
Katak
•
Kelinci
2.
CARA KERJA DAN LANGKAH-LANGKAH :
a.
BEDAH KATAK :
•
Bius katak yang akan dibedah dengan pembius/alcohol
•
Letakkan dan beri pentul pada bagian sayap dan kaki.
•
Iris badan katak mulai dari dubur hingga ke leher.
•
Hilangkan daging yang terdapat pada bagian dada hingga terlihat
organ-organ dalamnya.
•
Ambillah alat-alat pencernaan yang terdapat pada katak, mulai dari
mulut hingga anus ( kloaka ).
•
Ulurkanlah alat pencernaan pada katak dari mulut hingga anus (
kloaka ).
•
Silahkan identifikasi semua alat-alat pencernaan pada katak.
b.
BEDAH KELINCI :
• Bius kelinci yang akan dibedah dengan pembius/alkohol, atau bisa
juga dengan memotongnya jika ingin memanfaatkan dagingnya.
•
Letakkan dan beri pentul pada bagian sayap dan kaki. Atau bisa
memegang kedua kaki dan tangannya agar tidak mengganggu pada proses pembedahan.
•
Iris badan kelinci mulai dari dubur hingga ke leher.
•
Hilangkan daging yang terdapat pada bagian dada hingga terlihat
organ-organ dalamnya.
•
Ambillah alat-alat pencernaan yang terdapat pada kelinci, mulai
dari mulut hingga anus.
•
Ulurkanlah alat pencernaan pada kelinci dari mulut hingga anus.
•
Silahkan identifikasi semua alat-alat pencernaan pada kelinci
tersebut
•
Bius kadal yang akan dibedah dengan pembius/alcohol
•
Letakkan dan beri pentul pada bagian tangan dan kaki. Iris badan kadal mulai dari dubur hingga ke leher.
•
Hilangkan daging yang terdapat pada bagian dada hingga terlihat
organ-organ dalamnya.
•
Ambillah alat-alat pencernaan yang terdapat pada katak, mulai dari
mulut hingga anus ( kloaka ).
•
Ulurkanlah alat pencernaan pada kadal dari mulut hingga anus (
kloaka ).
•
Silahkan identifikasi semua alat-alat pencernaan pada kadal.
.
3.
Laporan Hasil Penelitian
a.
Pembedahan Katak
1. Rongga mulut
·
Rahang Atas
Pada
cavum oris ini terdapat lingua yang berbentuk bifida yang berfungsi untuk
menangkap mangsa, pada lingua ini disokong oleh apparatus hyodeus (Radiopoetro)
Organ
ini juga terdapat Dentes yang terletak pada dua bagian tepat. yang pertama pada
tepi maxilla yang berderet panjang dan yang kedua pada suatu bidang kecil pada
vomer dan memenuhinya. Giginya tersebut berbentuk conus atau kerucut, tidak memiliki
pulpa atau jaringan syaraf dan melekat pada tulang. Giginya tersebut berfungsi
untuk memegang mangsa (Radiopoetro)
·
Palatum
Pada paltum terdapat susunan cilia, yang berfungsi untuk
menimbulkan aliran cairan-cairan mulut pada permukaan dinding cavum oris.
·
Pterygoid
Mempunyai
tiga cabang, kea rah anterior, medial, dan latero posterior
·
Rahang Bawah
Pada rahang bawah amphibi hanya terdiri oleh duah buah
tulang, yaitu os dentarium dan os angulo sphlenium (Anonim, 2008)
2.
Faring
3.
Esophagus
Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju
esofagus yang berupa saluran pendek. Esofagus akan menghasilkan sekresi
alkalis dan mendorong makanan masuk lambung. Berbentuk saluran pendek.
4.
Ventrikulus
Pada organ ini berbentuk seperti
kantung, bila terisi makanan akan menjadi lebih lebar. Ventrikulus terdiri dari
dua saluran, pertama adalah cardia yang berfungsi sebagai tempat masuknya
esophagus, dan yang ketiga pylorus yang berbentuk lubang untuk menuju
intestinum.
Pada dinding ventriculus ini
terdapat kelenjar pencernaan makanan yang menghasilkan pepsin dan HCL.
Pemasukan makanan dari ventrikulus ke duodenum diatur oleh m. sphincter pylori
(Radiopoetro)
Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan. Berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus. Bagian muka ventrikulus yang besar
disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir di
pyloris.
Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim mengubah sekelompok makanan menjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.
Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Mengasamkan bahan makanan berguna untuk membunuh mangsa dan membunuh kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga atau hewan kecil lainnya yang mungkin masih hidup. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerakan peristaltik.
Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim mengubah sekelompok makanan menjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.
Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Mengasamkan bahan makanan berguna untuk membunuh mangsa dan membunuh kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga atau hewan kecil lainnya yang mungkin masih hidup. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerakan peristaltik.
Di
dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning yang menghasilkan enzim
untuk mencerna makanan.
5.
Intestinum tenue (usus)
Intestinum
tenue terdiri dari :
Dapat
dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Duodenum atau usus dua belas jari
bagian usus ini kaya dengan sel-sel piala yang menghasilkan mucus, disini
makanan diabsorbsi masuk kedalam systema portae hepatis, yaitu susunan venae
yang membawa hasil-hasil pencernaan dari intestinum ke hepar sebelum kembali ke
cor, dilanjutkan ke jejunum.
Di
dalam usus terjadi penyerapan makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas.
Makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
Makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
Di
dalam usus besar katak hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa
makanan. Bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayor akan menjadi
feses. Usus besar berakhir pada rektum dan akan menuju kloaka.
6.
Kloaka
Organ ini merupakan ujung dari
saluran pencernaan atau muara dari saluran pencernaan. Organ ini sebenarnya
mempunyai tiga fungsi, selain sebagi muara pencernaan, organ ini juga sebagai
rongga kelamin dan rongga urin (Anonim, 2008)
b.
Pembedahan Kadal
Sistem
pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut
saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1.
Rongga mulut: bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang
berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah
rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang
lidah dengan ujung bercabang dua,
2.
Esofagus (kerongkongan),
3.
Ventrikulus (lambung),
4.
Intestinum: terdiri atas usus halus
dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil
meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua
lobus (gelambirf dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk
pipih kekuning-kuningan.
c.
Pembedahan kelinci
Sistem pencernaan makanan pada kelinci (Lepus
nigricollis) terdiri dari saluran-saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynk, esophagus,
ventriculus, intestinum dan berakhir di anus. Rongga mulut pada kelinci (Lepus
nigricollis) dibentuk oleh atap dan dasar, atap terdiri atas palatum durun
yang berupa langit-langit keras disebelah anterior dan palatum molle yang
merupakan langit-langit lunak dan didalam rongga mulut terdapat gigi yang
tertanam dalam alveolus (lubang dalam rahang). Gigi pada kelinci (lepus
nigricollis) berfungsi untuk memotong atau mengerat makanan. Pharynk
berfungsi untuk rongga dibelakang mulut yang merupakan persimpangan jalan
makanan dari jalan respirasi. Oesophagus merupakan pipa musculus yang sempit
yang menembus diafragma masuk ke dalam abdomen. Ventriculus merupakan kantong
sebagai lanjutan dari oesophagus yang dapat dibedakan atas cardia, pylorus yang
bersambung dengan deodenum dan fundus. Selain itu terdapat juga kelenjar
pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, menghasilkan saliva yang mengandung
enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu dikeluarkan oleh hati, pankreas
menghasilkan hormon insulin dan kelenjar pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah mempunyai papila perasa. Terdapat 4 pasang
kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital, submaxilari dan sublingual.
Terdapat kandung empedu dengan saluran getah pankreas yang bermuara
kedalam duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding tipis, panjangnya
kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing) yang bentuknya
seperti jari (Brotowidjoyo, 1994).